Panggung Ambruk, Enam Siswa Patah Tulang
MADIUN – Insiden
memalukan sekaligus memprihatinkan, dipertontonkan beberapa jam sebelum
pembukaan Porprov Jatim IV di Kota Madiun. Panggung untuk artis yang
akan tampil dalam pembukaan porprov di Stadion Wilis, dengan ketinggian
tiga meter dan panjang 30 meter (total 50 meter), mendadak ambruk.
Akibatnya, ratusan pelajar peserta gladi bersih paduan suara dari
berbagai SMA-SMK terjatuh.
Sebanyak 47 siswa mengalami luka-luka
dan harus ke RSUD dr Soedono Madiun serta RSUD Kota Madiun. Termasuk,
guru pendamping Dwi Rahayu dan koreografer Pepeng. Enam korban di
antaranya mengalami patah tulang. ‘’Kejadiaannya tiba-tiba. Awalnya ada
suara kretek, langsung bruuuk,’’ kata Fahma Riski, siswa SMAN 1 Kota
Madiun yang ikut menjadi korban ambruknya panggung di sisi timur
lapangan, kepada Jawa Pos Radar Madiun, kemarin (22/6).
Fahma menangis dan syok atas peristiwa
yang menimpanya. Dia bercerita, awalnya bersama 1.600 siswa lainnya yang
tergabung dalam tim paduan suara, selesai gladi bersih untuk malam
pembukaan porprov. Sekitar pukul 10.30 WIB, latihan selesai dan mereka
bergilirin turun menuju pintu keluar stadion. Lantaran pintu keluar
sempit dan semua siswa ingin turun, diprediksi sekitar 400 siswa berdiri
di panggung tidak jauh dari tribun tempat mereka berlatih. ‘’Tiba-tiba,
kami jatuh bersamaan dan rasanya takut luar biasa,’’ katanya.
Pantauan Jawa Pos Radar Madiun, suasana
panik terlihat di sekitar panggung yang direncanakan dipakai pentas
artis Ahmad Dhani. Puluhan petugas medis, dibantu tim Tagana Kota Madiun
mengevakuasi ratusan siswa. Sebagian besar siswa yang terjatuh
mengalami syok hebat.
Sementara itu, hiruk pikuk juga terjadi
di ruang UGD RSUD dr Seodono Madiun. Sebanyak 32 siswa korban ambruknya
panggung artis, menjalani perawatan di rumah sakit tersebut. Mereka di
antaranya berasal dari SMAN 1, SMAN 4, SMAN 3 serta seolah lain. Tampak
beberapa siswa mengalami luka sobek pada kepala, lengan serta ada
kabarnya patah kaki dan tangan. ‘’Ada lima pasien yang kami duga patah
tulang. Dan untuk mengantisipasi, sudah kami pasang spalk,’’ ungkap
Nanang Budi Waluyo, Kepala Ruang UGD RSUD dr Seodono Madiun.
Dari 32 pasien tersebut, lanjut Nanang,
sebagian besar mengalami luka ringan seperti sobek di kepala, memar di
lengan. Sedangkan lima pasien lainnya diduga mengalami fraktur atau
tulang retak akibat benturan dengan benda keras. Untuk sementara, tim
medis memberikan tindakan pertolongan pertama dengan memasang spalk atau
alat bantu khusus dari kayu yang berguna mencegah adanya pergerakan
tulang patah. Sedangkan bagi yang mengalami luka ringan, hanya
mendapatkan rawat jalan. Salah satunya dengan melakukan jahit lokal,
pada luka sobek dan diperbolehkan pulang.
Di ruang UGD RSUD Kota Madiun, sebanyak
15 pelajar dirawat. Dari jumlah tersebut, sebanyak 14 siswa mengalami
luka ringan, seperti luka sobek dan memar. Sedangkan seorang siswa patah
tulang di punggung. ‘’Saat ini kami masih berkoordinasi apakah perlu
dirujuk ke Solo atau tidak. Tapi sejauh ini kondisinya masih baik,’’
ungkap Tri Marhaendra Data, Kabid Pelayanan RSUD Kota Madiun.
Dikonfirmasi terpisah, Ketua Umum PB
Porprov Jatim IV, Dhimam Abror Djuraid menyatakan akan bertanggung jawab
atas insiden tersebut. Meski begitu dia mengelak jika insiden tersebut
disebabkan kelalaian panitia. Abror mengatakan, panggung yang menjadi
tanggung jawab EO itu, didesain untuk kapasitas 30-50 orang. ‘’Dan saat
kejadian sedikitnya ada dua ratus lebih siswa yang di atas panggung.
Jadi panggung roboh akibat overload,’’ katanya.
Terkait layak atau tidaknya panggung,
Abror mengaku tidak tahu menahu tentang konstruksi tersebut. Hanya saja
pihaknya akan segera melakukan evaluasi dengan EO lokal yang bertanggung
jawab terhadap insiden tersebut. ‘’Kami tetap bertanggung jawab, dan
acara pembukaan tetap akan digelar. Karena jadwal gubernur dan KONI
pusat serta perwakilan kementerian juga sudah klir,’’ imbuhnya.
Ketua Sub PB Porprov Jatim, Maidi
menyatakan insiden tersebut terjadi di luar prediksi panitia. Panggung
sepanjang total 50 meter dengan tinggi tiga meter itu, memang didesain
hanya untuk manggung penampilan artis Ahmad Dhani dengan kapasitas 30-50
orang. Sedangkan saat kejadian, ratusan siswa berdiri di atasnya antre
menuju pintu keluar stadion.
Dia menegaskan peristiwa itu tidak ada
kaitannya dengan unsur kesengajaan maupun kelalaian panitia. ‘’Tidak ada
sabotase ataupun kesengajaan. Keiadian itu murni kecelakaan dan kami
akan tanggung jawab sepenuhnya,’’ tuturnya. (rgl/irw)
Sumber : Radar Madiun.
Post a Comment